“Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara Memperkokoh Ketahanan Nasional dalam Pembangunan Menghadapi Era Globalisasi”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dimulai dari adanya gerakan-gerakan separatis yang bermunculan dari berbagai wilayah NKRI ini yang ingin memerdekakan wilayahnya masing-masing. Sementara itu pemerintah masih belum bisa mengambil tindakan tegas kepada pelaku yang mengganggu pertahanan dan keamanan Nasional.
Bila keadaan bangsa ini dibiarkan terus larut kedalam situasi sebagaimana gambaran diatas, serta tanpa upaya nyata untuk segera mengatasinya, dapat dipastikan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan menjadi semakin rapuh.
Sebagai wujud kepedulian dan tanggungjawab terhadap nasib bangsa saat ini penulisan ilmiah seperti ini juga berpengaruh. Karena di dalamnya terdapat berbagai aspek-aspek yang berpengaruh terhadap pertahanan dan keamanan Nasional.
Dalam upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa melakukan kegiatan pembangunan disegala bidang dengan berpedoman kepada wawasan nusantara yang memandang negara dan bangsanya sebagai satu kesatuan yang utuh.
Dalam melakukan pembangunan, secara langsung maupun tidak langsung selalu akan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, untuk itu suatu bangsa perlu memiliki ketahanan, daya tahan, keuletan, dan ketangguhan guna menghadapi tantangan di era globalisasi seperti saat ini sehingga program pembangunan nasional dapat dilaksanakan dalam mencapai tujuan nasional.
Disamping itu kita harus dapat mengaktualisasikan diri dari perwujudan wawasan nusantara dari berbagai aspek diantaranya: Aspek Ideologi , Aspek Politik, Aspek Ekonomi , Aspek Sosial Budaya , Aspek Pertahanan Keamanan.
1.2 Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Penulisan ilmiah ”Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara Memperkokoh Ketahanan Nasional dalam Pembangunan Menghadapi Era Globalisasi” disusun dengan maksud memberikan gambaran aktual mengenai perkembangan situasi dan kondisi pertahanan dan keamanan yang ada pada Negara kita ini . Sehingga diharapkan dengan penulisan ilmiah ini bisa menguatkan kesatuan dan persatuan bangsa yang saat ini sudah mulai memudar.
B. Tujuan
Tujuan Peulisan ilmiah ini ditujukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan selain itu penulisan ilmiah ”Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara Memperkokoh Ketahanan Nasional dalam Pembangunan Menghadapi Era Globalisasi” ini diharapkan menjadi acuan di dalam peningkatan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat, memberikan inspirasi-inspirasi tentang penyelenggaraan pemantapan nilai‐nilai kebangsaan, sehingga proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan pengembangannya berjalan lancar, efisien dan efektif. Penulisan ilmiah ini juga dapat sebagai acuan bagi pembaca yang ingin memahami tentang wawasan nusantara, ketahanan nasional serta aktualisasi perwujudan wawasan nusantara dalam aspek ideologi, aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, serta aspek pertahanan dan keamanan untuk menghadapi berbagai pembangunan di era globalisasi.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan ilmiah ini adalah seluruh aspek yang bersangkutan terhadap pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu juga mencakup aspek-aspek pendukung kesatuan dan persatuan Negara ini.
Sedangkan selain dari aspek-aspek tersebut penulisan ilmiah tidak memberikan ruang lingkup. Maka dari itu, sebagian aspek-aspek ini menjadi hal yang khusus di dalam penulisan ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis akan memberikan batasan masalah pada “Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara Memperkokoh Ketahanan Nasional dalam Pembangunan Menghadapi Era Globalisasi” yang mencakupi hal – hal penting dari segala aspek kehidupan antara lain:
Ø Aspek Ideologi
Ø Aspek Politik
Ø Aspek Ekonomi
Ø Aspek Sosial Budaya
Ø Aspek Pertahanan dan Keamanan.
BAB II
Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara
2.1 Aspek Ideologi
Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
A. Macam-macam Ideologi:
A. Ideologi Dunia
B. ideologi Pancasila
1. Aspek Ideologi
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.
Menurut saya, ada dua jenis aspek ideologi yang kita kenal saat ini yaitu Ideologi Dunia dan Ideologi Pancasila.
A. Ideologi Dunia
1. Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.
2. Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme.
3. Faham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.
B. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita amati fenomenanya antara
lain :
- Terjadinya kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika hidup bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.
- Gaya hidup yang Hedonistik, materialistik konsumtif dan cenderung melahirkan sifat ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan sikap individualistik.
- Timbulnya gejala politik yang berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan kekerasan, sehingga hukum sulit ditegakkan.
- Persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung bermusuhan, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung anarkhis.
- Birokrasi pemerintahan terlihat semakin arogan berlebihan, cenderung KKN dan sukar menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Pemberan-tasan korupsi yang berakar pada birokrasi ini yang terasakan amat sulit karena telah membudaya.
Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerlukan langkah pembinaan sebagai berikut:
1. Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia
3. Pendidikan moral Pancasila
4. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila
2.2 Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan Negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.
Upaya mewujudkan ketahanan pada aspek politik sebagai berikut:
A. Politik Dalam Negeri
B. Politik Luar Negeri
A. Politik Dalam Negeri
1. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hokum
2. Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan pendapat
3. Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat
B. Politik Luar Negeri
1. Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama
interansional di berbagai bidang.
2. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam
rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar Negara
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan
dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
4. Perjuangan bangsa Indonesia yang menyakut kepentingan Nasional
Politik Luar Negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas yaitu Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif yaitu Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ’45 ketahanan pada aspek politik dalam negeri adalah Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.
Ketahanan pada aspek politik luar negeri = meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan
2.3 Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut:
1. Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi kerakyatan
2. Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli ekonomi
3. Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan
4. Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan ekonomi :
Bumi dan sumber daya alam.
Modal.
Industrialisasi.
Teknologi
Hubungan ekonomi luar negeri
Prasarana
Manajemen
2.4 Aspek Sosial dan Budaya
A. Perubahan Aspek Sosial dan Budaya Terhadap Perkembangan Masyarakat.
Kebudayaan merupakan suatu sistem. Artinya, bagian-bagian dari kebudh itu saling berkaitan satu dengan lainnya. Perubahan satu unsur kebudayaan akan mempengaruhi unsur-unsur yang lainnya. Hal ini bisa kita lihat contohnya ketika program listrik masuk desa mula-mula dijalankan. Masuknya listrik ke pedesaan yang sebelumnya tidak ada listrik, membawa perubahan besar dalam kehidupan penduduk desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani atau pengrajin tradisional. Dari kenyataan ini, perubahan-perubahan lainnya akan semakin terbuka dan berlangsung secara beruntun. Menurut Gillin dan Koenig, perubahan kebudayaan disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Ø Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
Ø Adanya individu yang menyimpang dari sistem sosial yang berlaku. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga mendorong perubahan.
Ø Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan terjadinya perubahan unsur penduduk lainnya, seperti rasio jenis kelamin dan beban tanggungan hidup. Banyaknya pendatang dari etnis dan budaya lain juga akan merubah struktur sosial karena penduduk menjadi lebih heterogen.
2. Faktor Eksternal
Ø Bencana alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, atau tsunami. Bencana alam dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik sehingga menuntut manusia melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang telah berubah tersebut. Biasanya untuk bertahan ataupun mengalami suatu bencana alam, manusia terkadang terlupa atau mungkin terpaksa melanggar nilai-nilai dan norma sosial yang telah ada. Hal ini dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan akibat bencana alam tersebut.
Ø Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, terjadinya kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk sehingga merasa frustasi dan tidak berdaya. Dalam kenyataan yang lebih memprihatinkan, peperangan seringkali diakhiri dengan penaklukan yang diikuti pemaksaan ideologi dan kebudayaan oleh pihak atau negara yang menang. Semua ini akan mengubah kehidupan masyarakat dan kebudayaannya.
Ø Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda kebudayaannya. Kontak dapat terjadi antar etnis di dalam suatu kawasan atau yang berasal dari tempat yang berjauhan. Interaksi antara orang atau kelompok yang berbeda etnis dan kebudayaan yang tinggi akan memperluas pengetahuan dan wawasan tentang budaya masing-masing, sehingga dapat menimbulkan sikap toleransi dan penyesuaian diri terhadap budaya lain tersebut. Sikap toleransi dan penyesuaian diri ini pada akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Aspek Sosial dan Budaya Dalam Masyarakat
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya. Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1. Kontak dengan kebudayaan lain
2. Sistem pendidikan formal yang maju.
3. Toleransi.
4. Sistem stratifikasi terbuka.
5. Penduduk yang heterogen.
6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan.
7. Orientasi ke masa depan.
8. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
2.5 Aspek Pertahanan Keamanan
Pertahanan Keamanan di Indonesia merupakan kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:
- Menegakkan HAM
- Demokrasi
- Penegakan hukum
- Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, yang terbagi menjadi sebagai berikut :
1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat.
2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS
3. Komponen pendukung sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang.
A. Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan.
1. Pokok-pokok Pengetahuan Pertahanan dan Keamanan.
2. Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia.
3. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan.
4. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan.
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat.
5. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia.
Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan Ketahanan Nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. dan pertahanan keamanan.
B. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan
1. Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara
2. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan
3. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin pertahanan dan stabilitas keamanan
4. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan
5. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh industri dalam negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana indutri dalam negeri masih terbatas kemampuannya.
Dengan demikian, Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa dilandasi oleh kesadaran bela Negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabilitas Pertahanan dan Keamanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasam diatas dapat di simpulkan bahwa wawasan Nusantara merupakan cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Hal ini tidak terlepas dari konsep-konsep yang merupakan ketahanan Nasional. Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan, yaitu:
A. Aspek alamiah (Statis)
1. Geografi
2. Kependudukan
3. Sumber kekayaan alam
B. Aspek sosial (Dinamis)
1. Aspek Ideologi
2. Aspek Politik
3. Aspek Ekonomi
4. Aspek Sosial budaya
5. Aspek Ketahanan keamanan
Dalam aspek budaya kehidupan bermasyarakat terdiri atas sejumlah besar “lingkar masyarakat” yang berada di seluruh pelosok Tanah Air. Kesadaran itu berlandaskan kehidupan warga yang melekat pada lingkungan terdekat: suku, agama, adat, daerah. Kesadaran ‘berwarga masyarakat’ mencakup kehidupan bersuku, beragama, berbahasa, berdaerah dan beradat yang berbeda-beda.
Pegangan hidup warga-masyarakat diwariskan oleh lingkungan sekelilingnya yang paling akrab: keluarga, adat, bahasa ibu, agama. Ketaatan pada kehidupan berwarga masyarakat umumnya terbentuk atas dasar keterikatan batin yang diciptakan oleh lingkungan budaya yang terdekat. Sedangkan kesadaran bermasyarakat Indonesia mencakup pandangan hidup yang lebih luas daripada sekedar kesadaran berwarga lingkarannya yang terdekat, sekalipun setiap orang menilai penting lingkungan suku, adat, bahasa, ras dan agama darimana ia berasal. Kehidupan bermasyarakat adalah lingkar pertama dari perluasan jatidiri orang seorang dalam menuju kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Pertahanan dan keamanan Nasional yang semakin mendapat tantang oleh era globalisasi saat ini sangat perlu di waspadai oleh seluruh warga Negara. Maka dari itu perlunya sosialisasi terhadap masyarakat agar kembali mempererat kesatuan dan persatuan. Hal ini dapat menjawab tantangan yang di berikan dunia pada saat era globalisasi seperti saat ini.
Jadi, marilah kita sadarkan diri kita masing – masing untuk membangun Indonesia yang kita cintai menjadi negara yang bermartabat dan memiliki moral yang baik di hadapan negara lain. Serta sudah saatnya kita sebagai rakyat Indonesia sadar untuk mematuhi semua peraturan – peraturan yang diberlakukan di mana saja. Karena majunya sebuah bangsa dan negara tergantung oleh rakyatnya masing – masing.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga ketahanan nasional republik Indonesia, “Naskah Akademik Pedoman
Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan”, Jakarta, 2009
Malik, Moesadin, Ir.,M.Si, “Pendidikan Kewarganegaraan”, Jakarta, 2009
S.Sumarsono, H.Hamdan Manysur, Tjiptadi, H.An.Sobana, “Pendidikan
Kewarganegaraan”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
http://albarsany.wordpress.com/2009/11/12/wawasan-nusantara/
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/ketahanan-nasional.html
Komentar
Posting Komentar